ASANEWS, SIDRAP--Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) menggandeng media di Kabupaten Sidrap guna mempercepat hilirisasi produk-produk Perguruan tinggi agar sampai ke masyarakat.
Selasa (7 Januari 2025) Rektor UMS Rappang, Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S.Sos., M.Si, menggelar coffee morning bersama sejumlah wartawan di ruang kerjanya, di lantai 4 Kampus UMS Rappang, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap.
Dalam kesempatan ini, Prof. Jamal mengungkapkan bahwa menggandeng media menjadi bagian penting bagi UMS Rappang untuk mengakselerasi program dan juga sekaligus untuk mempublikasi beragam capaian serta produk UMS Rappang yang selama ini belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat.
"Termasuk kita ini di perguruan tinggi banyak sekali produk-produk hasil riset, hasil pengabdian kepada masyarakat baik dari dosen dan mahasiswa yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, akan tetapi tidak sampai," katanya.
Kenapa baru sekarang dilakukan, Prof Jamal menjelaskan bahwa karena baru masuk tahapan, setelah sebelumnya pihaknya fokus pada Good Organization Governance (GOG)
Sementara itu, di bawah kepemimpinan Prof. Jamal, sejumlah target kampus tercapai, bahkan melampaui target.
"Setiap tahun capaian target terlampaui, artinya apa, kita sudah berada di jalan yang tepat, hanya saja saya sebagai pimpinan saya mau mempercepat, salah satu jalan yaitu model pentahelix," ungkap Prof Jamal yang juga merupakan rektor Universitas Muhammadiyah Parepare ini.
Prof. Jamal menjelaskan bahwa Pentahelix merupakan model kolaborasi yang melibatkan 5 unsur yakni Akademisi, Komunitas, Pemerintah, Pebisnis termasuk Media.
"Saya mau hasil Produk- produk teman-teman di kampus ini bisa tersampaikan ke masyarakat," katanya.
Lebih jauh Prof. Jamal juga mengungkapkan keinginannya agar kampus UMS Rappang dapat mencapai world class atau kampus Kelas Dunia, namun untuk mencapai hal itu, diperlukan kolaborasi salah satunya melalui model pentahelix tersebut.
Prof Jamal juga mengungkapkan UMS Rappang juga berkomitmen untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan tinggi yang meliputi 8 indikator.
Pertama adalah lulusan kampus, dimana Alumni berhasil mendapatkan penghasilan yang layak, indikatornya adalah bergaji standar UMR.
"Kedua adalah mahasiswa yang mendapatkan pengalaman diluar kampus," ujarnya.
Ketiga lanjutnya adalah dosen yang berkegiatan diluar kampus, baik melakukan riset maupun pengabdian kepada masyarakat, ke empat praktisi masuk kampus.
Kelima, Hasil kerja dosen dan mahasiswa dimanfaatkan masyarakat, ke enam Prodi bekerjasama dengan organisasi yang berstandar world class, ke tujuh Pembelajaran kolaboratif dan partisipatif dan ke delapan Akreditasi standar internasional.
"Targetnya 4-5 tahun kedepan kita bisa mencapai itu, salah satunya mahasiswanya berasal luar negeri. Untuk mencapai itu saya tidak bisa bekerja sendiri, karena itu dibutuhkan kolaborasi," tutupnya.